Makale Özeti:
|
Miskonsepsi bilangan kuantum dan konfigurasi elektronik telah teridentifikasi terhadap peserta
didik SMA Negeri Kota Banjarmasin melalui studi deskriptif. Sebanyak 129 peserta didik kelas XI Ilmu
Alam di 4 (empat) SMA Negeri Kota Banjarmasin menjadi responden dengan menggunakan Instrumen Uji
Miskonsepsi yang telah divalidasi. Instrumen Uji Miskonsepsi terdiri atas 46 butir pertanyaan yang terdiri
atas 10 butir soal berbentuk pilihan ganda tanpa alasan dan 36 butir soal berbentuk pilihan ganda dengan
alasan setengah terbuka. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi miskonsepsi bilangan kuantum dan
konfigurasi elektronik pada peserta didik kelas XI Ilmu Alam di 4 (empat) SMA Negeri kota Banjarmasin.
Berdasarkan data hasil implementasi, miskonsepsi tipe-1 dengan persentase lebih dari 20% terjadi pada
subkonsep bilangan kuantum magnetik dan hubungannya dengan koordinat Cartesius (x, y, z),
menentukan set bilangan kuantum, dan konfigurasi elektron unsur transisi. Sedangkan miskonsepsi tipe-2
dengan persentase lebih dari 50% terjadi pada subkonsep bilangan kuantum magnetik dan kaitannya
dengan koordinat Cartesius (x, y, z), bilangan kuantum magnetik spin (terutama untuk elektron tak
berpasangan dalam orbital), menentukan set bilangan kuantum suatu unsur, energi orbital 3d dan 4s, dan
penulisan konfigurasi elektron untuk unsur dengan nomor atom > 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penyebab utama terjadinya miskonsepsi bilangan kuantum dan konfigurasi elektronik pada peserta didik
adalah guru dan buku teks kimia yang digunakan dalam proses pembelajaran. Untuk menghilangkan atau
memperkecil miskonsepsi secara teoretik khususnya untuk konsep bilangan kuantum dan konfigurasi
elektronik, direkomendasikan pentingnya sosialisasi atau suatu kegiatan untuk menegaskan konsep yang
benar terkait konsep bilangan kuantum dan konfigurasi elektronik tersebut.
|